Selasa, 12 Oktober 2010

Langkah Sukses Wirausaha

7 LANGKAH SUKSES MENJADI PENGUSAHA

I. IMPIAN DAN SIKAP
II. MULAI DARI HAL-HAL YANG KECIL
III. CINTAI PRODUK DAN TETAPKAN TUJUAN PANGSA PASAR
IV. BERANI MENGAMBIL RESIKO DAN TIDAK MENYERAH
V. MENJALIN RELASI DAN MEMBANGUN JARINGAN
VI. EVALUASI DAN INOVASI
VII. SEDEKAH

PENDAHULUAN

Banyak orang ingin sukses dalam berwirausaha tapi tidak jarang diantara mereka kemudian berhenti sebelum berhasil dalam hal ini saya katakan bukan sebuah kegagalan, tetapi ketika mereka mengalami risiko kebangkrutan lalu mereka tidak bangkit kembali.

Kesuksesan seorang pengusaha tidak lantas begitu buka usaha kemudian sukses, melainkan banyak diantara pengusaha-pengusaha sukses mereka mengalami jatuh bangun dalam kondisi bangkrut bahkan sampai dirundung hutang.

Jatuh bangun jatuh bangun jatuh kemudian bangun kembali dan akhirnya berhasil ini adalah sesuatu hal sudah biasa di dunia pengusaha, kesuksesan akan datang pada mereka yang jatuh kemudian bangkit kembali, maka anda saat ini ketika tengah dalam kondisi jatuh atau keterpurukan jangan pernah menyerah. Selalu yakin dan optimis bahwa sukses adalah jumlah bangkit lebih dari jumlah jatuh.

Jika anda pernah jatuh 2 kali, 3 kali atau bahkan 10 kali pun selalu yakinlah bahwa setelah itu kesuksesan akan anda raih, ingat orang-orang yang sukses luar biasa seperti Mr.Edyson menciptakan lampu pijar beliau melakukan 2000 x percobaan hingga akhirnya berhasil ketika beliau ditanya berapa kali anda gagal dalam percobaan menciptakan lampu ini, lalu Mr.Edyson menjawab“saya tidak pernah gagal sekalipun” kemudian penanya berkata “lantas”, Ia menjawab “kesekian kali percobaan yang saya lakukan adalah sebuah rangkaian untuk menciptakan lampu tersebut”.

Andai kata Mr.Edyson pada percobaan ke 1999 x kemudian berhenti, tentu lampu pijar tidak mungkin ia ciptakan, apa yang dapat kita ambil dari peristiwa tersebut? Yaitu jangan pernah kita berkata “gagal” atau bahkan terlintas dalam pikiran kata-kata itu. Milikilah mindset bahwa anda bukanya melakukan kesalahan atau kegagalan tetapi anda sedang menemukan ide yang membuat anda lebih baik lagi.

I. Impian Dan Sikap

Sebelum manusia bisa terbang dengan pesawat, mengendarai kendaraan dengan mesin, pergi ke bulan itu semua berawal dari sebuah impian, kala itu orang-orang yang bermimpi akan hal itu mereka diketawakan banyak orang. Namun keyakinan mereka lebih kuat mereka percaya bahwa impian mereka adalah bukan hanya isapan jempol melainkan sesuatu yang nyata dan terwujud sehingga mereka menyikapinya degan benar akan impian-impian mereka.

Saran saya adalah Anda jangan pernah takut bermimpi, orang bijak berkata bercita-citalah setinggi langit apa maksud dari hal ini?, ini mengandung makna bahwa kalau kita bisa dapatkan lebih kenapa kita harus puas dengan apa yang kita peroleh saat ini?.
Seorang pengusaha selalu memiliki mimpi kedepan dibanding orang lain. Contoh seorang yang sukses luar biasa yang tadinya hanya berawal dari sebuah mimpi atau visi tetapi mereka sangat jelas memvisualisasikan mimpi itu, penemu microsoft dan facebook missalnya siapa yang mengira awalnya mereka hanya memiliki mimpi.

Kenyataan yang ada saat ini kita sebagai pengusaha dituntut untuk memiliki visi / mimpi kedepan, seperti halnya orang-orang sukses luar biasa terdahulu, kala itu mereka berani bermimpi yang saat itu sesuatu yang mereka impikan belum terwujud.
Jika Anda ingin menjadi pengusaha yang sukses luar biasa, hendaklah Anda memiliki sebuah impian dan keyakinan bahwa mimpi itu akan terwujud, setelah anda memiliki impian dan keyakinan maka anda perlu memiliki sikap positif akan mimpi tersebut.

Jika Anda ingin berniat memasarkan suatu produk jangan hanya bermimpi, atau sebatas niatan “just doing” lakukan saja, yakinlah akan produk yang Anda tawarkan. Hanya seorang pemimpi yang mampu menciptakan dan membuat terobosan dalam produk, cara pelayanan, jasa ataupun ide lah yang pantas sukses. Mereka tidak mengenal batas ataupun keterikatan, tak mengenal kata lelah, “tidak bisa” ataupun “tdak mungkin”, yang ada hanyalah keyakinan mereka akan sebuah sukses dan keberhasilan yang luar biasa segera terwujud.


II. Mulai dari Hal-hal Kecil

Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah Memulai dari hal yang paling kecil yang bisa kita lakukan. Hal-hal kecil langkah pertama ini harus kita tempuh mengapa?, karena sesuatu hal yang baru dan mungkin menurut kita itu belum terbiasa dilakukan dan terasa asing, ini butuh keberanian dan kesungguhan untuk memulainya.

Sebagai contoh memulai langkah pertama adalah pada saat kita belajar berjalan dan bersepeda apa yang ada dalam benak kita?, ketakutan, keraguan, bahkan bimbang kita bertanya apakah saya mampu?, bagaimana nanti kalau jatuh, lalu sakit, apa mungkin saya bisa ya.. keraguan dan ketakutan itulah yang sering muncul ketika kita akan memulai sesutu hal yang baru terutama hal-hal yang dapat memberikan kemajuan terhadap diri kita.

Dalam berbisnis / wirausaha masalah ini pun kerap terjadi tidak hanya pada Anda tetapi hal ini terjadi pada setiap orang yang saat ini telah sukses dalam berwira usaha, mereka pun awalnya dilipitu rasa ketakutan, kebimbangan dan perasaan gagal. Langkah awal yang mereka tempuh yang kemudian menjawab semua keraguan dan ketakutan, yang akhirnya mereka lalui seiring berjalanya waktu mereka mulai belajar mulai berani mengambil langkah ke-dua, ke-tiga dan seterusnya.

Kita sebagai seorang calon enterpreneur sejati pun harus demikian, jangan takut gagal, mulailah dengan niatan tulus untuk merubah nasib, dengan niatan itulah harapanya kita mampu mengalahkan rasa takut dan keraguan dalam memulai ber wirausaha. Agama mengajarkan “Tuhan (Alloh) tidak akan merubah nasib suatu kaum (termasuk nasib Anda), kecuali kaum itu mau mengubahnya sendiri”.

Perintah ini jelas bagaimana kita bisa berubah menjadi maju, menjadi lebih baik kalau sehari-hari kebiasaan-kebiasaan yang membuat kita tidak lebih baik terus kita lakukan. Setiap hari kita hanya melakukan BP7 (Berangkat Pagi-Pagi Pulang Petang Penghasilan Pas-Pasan), hanya menjadi seorang karyawan, pertanyaanya mau sampai kapan kita bisa berubah kalau kebiasaan itu tidak kita ubah.

Robert T Kiyokasi dalam bukunya yang berjudul “Cashflow Kuadran” ia membagi menjadi dua kuadran yaitu kuadran kiri dan kuadran kanan. Kuadran kiri adalah memperoleh pendapatan dengan cara menjadi seorang karyawan (employee) dan bekerja sendiri (self employee) contoh: artis, dokter, konsultan dll. Sedangkan kuadran kanan memperoleh pendapatan dengan cara Bisnis/Berwirausaha yang bersistim contoh : (frinchising, waralaba, pabrik) dll ber dan investasi (saham, emas, property), Robert mengatakan kalau kita ingin memiliki penghasilan passive income (kita memperoleh penghasilan terus-menerus tanpa harus bekerja) maka kita harus memilih kuadran kanan.

Semua kembali pada diri kita masing-masing, pepatah mengatakan “kalau kita dilahirkan kaya dan menjadi kaya itu benar, tapi kalau kita dilahirkan miskin kemudian mati miskin itu salah” mengapa? Karena miskin dan kaya adalah pilihan tergantung kemana kita akan memilih menjadi kaya atau miskin. Kaya dan miskin bukan takdir melainkan nasib dan nasib itu bisa diubah dengan sebuah kebiasaan.

(PESITIKEWANA)
Apabila kita menuai PEmikiran maka kita akan memetik SIkap.
Jika Kita menuai sikap maka akan memetik TIndakan.
Kita menuai tindakan maka kita akan memetik KEbiasaan.
Kita menuai kebiasaan kita akan memetik WAtak.
Kita menuai watak maka kita akan memetik NAsib.
Apa maksud pernyataan di atas nasib kaya atau miskin semua tergantung dari apa yang kita pikirkan dan bagaimana kita mensikapinya kemudian tindakan-tindakan apa yang kita lakukan setiap harinya sehingga kita mempunyai kebiasaan-kebiasaan dan memiliki watak sehingga itu semua akan berpengaruh terhadap nasib kita.

Kita selalu berpikir miskin, tidak bisa itu lah nasib kita, sebaliknya jika kita mau berpikir “saya adalah orang kaya, bersikap seperti orang kaya, melakukan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh orang kaya maka kita pun akan bernasib menjadi orang kaya”.

Bagaimana dengan Anda memilih menjadi Miskin atau Kaya itu semua adalah sebuah pilihan tidak ada siapapun yang dapat mengubah nasib Anda kecuali anda sendiri.



III. Cintai Produk & Tentukan Pangsa Pasar

Cintailah Produk
Kecintaan terhadap suatu produk yang akan kita pasarkan adalah mutlak harus dimiliki oleh pengusaha, konsumen akan semakin yakin dengan produk yang kita tawarkan kalau mulai dari diri kita sendiri mencintai produk tersebut. Mencintai produk yang kita pasarkan sebagai contoh misalnya kita memasarkan produk fashion terlebih dahulu fashion itu kita kenakan dengan rasa percya diri dan bangga akan produk sendiri dengan begitu ketika orang lain melihatnya dan mulai tertarik ini adalah kesempatan kita untuk berpromosi dan mengenalkan produk yang kita pasarkan.

Kita tidak akan merasa bosan dan berkeluh kesah ketika produk yang kita pasarkan kita cintai, kekuatan cinta terhadapa produk ini akan membantu kita, ketika mengalami penolakan atau kesulitan diawal, pada saat mencari pelanggan.
Apabila sesuatu didasari dengan perasaan suka dan cinta maka halangan rintangan apapun yang kita lalui akan terasa mudah dan tidak menjadi beban.

Pangsa pasar
Pangsa pasar harus kita tentukan dengan begitu produk yang kita tawarkan akan sesuai dengan kebutuhan konsumen, sehingga produk tersebut nantinya akan laku dipasaran. Sebaliknya kalo pangsa pasar tidak kita tentukan hal ini bisa menyusahkan kita mengapa?, karena kita tidak tau siapa yang akan menjadi konsumen dari produk-produk tersebut.

Sebagai contoh kalau pangsa pasar kita adalah kalangan anak muda produk yang kita tawarkan harus sesuai dengan selera mereka, tidak ada salahna kita melakukan survey awal di lingkungan sekitar tempat kita buka usaha, apa kebutuhan mereka, seberapa besar kemampuan mereka dalam mengeluarkan uang untuk kebutuhan mereka. Artinya ketika kita tau pangsa pasar maka hal ini erat hubunganya dengan lokasi tempat usaha yang akan kita jalankan, dan macam produk apa nantinya dan berapa harga dari produk tersebut.



IV. Berani Mengambil Risiko & Tidak Menyerah

Risiko
Segala sesuatu yang kita tempuh semua mengandung risiko, semisal kita menjadi seorang karyawan risikonya adalah kita harus mengikuti aturan perusahaan dan mentaati perintah pimpinan, penghasilan kita dibatasi oleh standar gaji yang diberikan perusahaan kepada kita. Suatu saat ketika terjadi gelombang PHK kemungkinan kalo produktifitas kita menurun bisa jadi kita akan mengalami PHK tersebut.

Pantang menyerah
Demikian halnya seorang pengusaha pun ada risikonya, semisal pada saat awal-awal kita buka usaha jangan pernah berharap produk kita kemudian laku dipasaran lalu kita mendapatkan keuntungan besar, semua harus melalui proses. Kita harus menyadari betul risiko yang akan kita terima dengan begitu kita akan siap dan mengantisipasi risiko yang bakal terjadi. Risiko produk kita ditolak oleh pelanggan, produk kita kurang laku dipasaran, risiko-risiko tersebut harus kita hadapi dengan ketekunan dan keuletan serta pantang menyerah.

Promosi
Pada saat awal kita buka usaha produk yang kita pasarkan biasanya belum begitu dikenal oleh masyarakat, bagaimana cara agar produk kita bisa laku dipasaran dan dikenal oleh calon konsumen, caranya adalah dengan promosi. Promosi dapat kita lakukan dengan berbagai cara. Pertama kita bisa promosi dengan membuat brosur lalu kita bagikan kepada calon pelanggan kita, Kedua kita bisa prosmosi dengan Iklan semisal kita Iklan di koran, radio dan lainya.



V. Menjalin Relasi Dan Membangun Jaringan


Seorang pebisnis siapapun dia akan sangat sulit kalau ia menjalankanya seorang diri, peran saudara, teman, klien, mitra akan sangat membantu dalam perkembangan sebuh bisnis. Kritikan, masukan dan hal lain yang dapat membangun kemajuan usaha tidak boleh kita abaikan. Milikilah sifat open mind terhadap siapapun dengan begitu kita akan tau siapa relasi yang dapat membantu mengembangkan usaha dan siapa yang akan menjadi calon pelanggan.

Semakin banyak relasi kita bangun semakin mudah kita mengenalkan bisnis kita kepada mereka. Bila dilingkungan tempat usaha ada sebuah kegiatan arisan misalnya, maka tidak ada salahnya kia ikuti kegiatan tersebut, dengan kita berkumpul dengan banyak orang ini adalah kesempatan kita berpromosi untuk menawarkan produk yang kita pasarkan.

Datangi tokoh masyarakat setempat dan orang yang berpengaruh dilingkungan sekitar usaha, lalu kenalkan produk kemereka, karena tokoh masyarakat atau orang-orang yang berpengaruh mereka biasanya memiliki peran penting dimasyarakat, sebisa mungkin mereka mau menjadi pelanggan dan bila perlu kita berikan diskon khusus. Agar para tokoh masyarakat dan orang berpengaruh ini mendukung usaha kita.

Berikan layanan dan service yang memuaskan kepada pelanggan, pelanggan yang puas biasanya mereka akan loyal dan bisa menjadi sarana promosi yang baik bagi calon pelanggan yang lain.


VI. Evaluasi Dan Inovasi


Usaha yang tengah berjalan pasti mengalamai pasang surut, berbagai masalah akan kita temui baik itu dari dalam maupun dari luar. Permasalahan yang muncul yang dapat mempengaruhi produktifitas dan pendapatan tidak boleh kita biarkan begitu saja inilah perlunya kita lakukan evaluasi. Bagaimana cashflow usaha yang telah berjalan apakah mengalami pasang atau surut hal ini harus terus dievaluasi agar selalu positif.

Persaingan bisnis selalu ada, mereka tentu akan selalu berlomba-lomba untuk memenangkan pasar dan berebut pelanggan, itu pasti. Untuk mengatasi pesaing bisnis kita perlu lakukan inovasi produk, selalu ikuti perkembangan dan trens yang ada saat ini.
Dengan begitu konsumen tidak akan meninggalkan kita dan harapanya mereka tetap loyal, adakan survey kepada pelanggan secara berkala dengan menanyakan kepada mereka mengenai kualitas produk, harga dan pelayanan yang kita berikan.



VII. Sedekah

Siapa yang memberi pasti dia akan menerima, ya kedengaranya pernyataan tersebut seperti kontroversial akan tetapi kenyataanya memang demikian. Agama Islam mengajarkan “sedekahlah kamu sekalian maka aku (Alloh) akan membalasnya dengan berlipat ganda”. Seorang pengusaha perlu melakukan sedekah, bila perlu harus masuk program kerja yang terjadwal sehingga kegiatan sedekah ini tidak terlupakan oleh kita.

Kendaraan bermesin agar jalan secara normal perlu adanya oli pelumas, begitu juga sebuah bisnis agar bisa berjalan dengan mulus serta ada campur tangan Tuhan disana maka sisihkan sedikit penghasilan kita minimal 2,5 % untuk beramal kepada sanak saudara kita yang membutuhkan santunan.

Berikan nilai lebih terhadap apa yang kita berikan kepada orang lain, maka kita akan menerima lebih dari apa yang kita berikan.
Sebagai contoh sebuah penjualan buku yang laris dipasaran dan masuk Record Muri Indonesia, dengan penjualan lebih dari 10.000 pada hari pertama dengan penjualan eceran, mengapa?, ternyata buku tersebut diberikan nilai tambah, didalamnya diberikan CD audio 2 keping, kemudian ditambahkan pula voucer seminar gratis dengan pembicara yang cukup populer di negeri ini, buku tersebut berjudul “Finansial Revolution” karangan Tung Desem Waringin, beliau memberikan nilai tambah di dalam buku yang dijualnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar